BOVEN DIGOEL : RUMAH PARA PEJUANG KEMERDEKAAN
Pesawat DC 9 (Diisi Sembilan) mendarat miring, membuat para penumpang menahan nafas. Dan Tepuk tangan terdengar setelah roda pesawat berhenti di landasan baja, Bandara Mondobo, Boven Digoel Kab. Tanah Merah, propinsi Papua.
Pemandangan Dari Dalam Pesawat Yang "Miring" |
Penumpang Turun, diiringi napas lega 'penonton' |
para pahlawan, maka Boven Digoel merupakan
tempat yang ter ‘horor’.
Hingga kini jarang dikunjungi sebagai
tempat wisata karena jarak jauh
dan
terpencil
sehingga untuk datang kesana
perlu
isi kantong yang cukup tebal.
Yang Ti, bergaya di bawah patung Bung Hatta.
|
Boven Dogoel , yang u nya ditulis
dengan oe-ejaan lama rmemberikan kesan sebagai
tempat bersejarah.
Dua ikon Boven Digoel adalah
patung Bung Hatta dan
penjara
Boven Digoel.
Pada saat Bung Hatta diputuskan
bersalah oleh Pengadilan
karena
melakukan tindakan revolusioner
melawan pemerintah Belanda pada tahun 1934,
maka Bung Hatta diasingkan ke Boven Digoel
Saat itu, Boven Digoel adalah tempat
pengasingan para pejuang berpaham Marxisme yang memperjuangkan hak kaum proletar
dari berbagai daerah seperti Ternate, Makassar, Pekalongan
dan tempat lain di indonesia…seperti yang tertera pada nama dan asal para pahlawan
yang tertulis pada batu nisannya :
Nama Para Pejuang Kemerdekaan di TMP Boven Digoel |
Mangoendjojo : Semarang ;
Koesman :
Pekalongan;
Mardjoen : Banten ;
H. Sjukur : Tegal
K.H. Bosur : Banten
dan seterusnya…
Konon, para pejuang kemerdekaan ini saat berada di 'penjara alam' yang disebut : Tanah Tinggi harus berjuang untuk hidup dari ganasnya alam, mulai nyamuk hingga buaya.
Papan Nama TMP Tanah Merah |
Gerbang Masuk Taman Makam Pahlawan di Boven Digoel |
Makam Pejuang Perintis Kemerdekaan |
Penjara Boven Digoel Yang Dibangun Setelah Kemerdekaan |
Mengunjungi kota penuh peristiwa bersejarah ini dapat pula ditempuh melalui jalan darat, dari Merauke. Berjarak sekitar 490 Km kearah utara Merauke – yang hingga
kini masih ada spot jalan yang hanya kendaraan tertentu yang bisa melewatinya, yaitu sekitar Muting - Getentiri yang medannya penuh rawa.
Daihatsu Hiline 4 wheel atau Terrano, yang mampu
menembus medan off road ini.
Spot Jalan Muting |
Setelah dibangunnya trans Papua, menurut
cerita teman yang 'pulang kampung' lebaran yang lalu Merauke ke Boven Digoel
bisa ditempuh dalam 8 sampai 11 jam, tetapi spot jalan Muting masih rusak berat.
Sebelum ada jalan Trans Papua....menginap di jalan antara Boven Digoel- Merauke adalah hal biasa.
Spot Permukiman Penduduk |
Berbincang Dengan Seorang Dari Suku Moyo |
Walaupun jalan trans Papua sudah
mulai bisa dinikmati hasilnya, namun perkampungan-perkampungan di
pedalaman Kabupaten Boven Digoel masih menunggu uluran tangan
pemerintah.
Cerita seorang dari suku Moyo, ia masih harus
berjalan berhari-hari untuk menuju ibu kota : Tanah Merah. Dalam
perjalanannya, ia harus ' menginap' di rumah pohon milik para petani
sagu.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda