Minggu, 13 Agustus 2017

BOVEN DIGOEL : RUMAH PARA PEJUANG KEMERDEKAAN



Pesawat DC 9 (Diisi Sembilan) mendarat miring, membuat para penumpang menahan nafas. Dan Tepuk tangan terdengar setelah roda pesawat berhenti di landasan baja, Bandara Mondobo, Boven Digoel Kab. Tanah Merah, propinsi Papua.

Pemandangan Dari Dalam Pesawat Yang "Miring"


Penumpang Turun, diiringi napas lega 'penonton'

Diantara sederet daftar tempat pengasingan
para pahlawan, maka Boven Digoel merupakan 
tempat yang ter ‘horor’. 
Hingga kini jarang dikunjungi sebagai 
tempat wisata karena jarak jauh 
dan 
terpencil 
sehingga untuk datang kesana
perlu
isi kantong yang cukup tebal.



Yang Ti, bergaya di bawah patung Bung Hatta.
Boven Dogoel , yang u nya ditulis dengan oe-ejaan lama rmemberikan kesan sebagai 
tempat bersejarah. 

Dua ikon Boven Digoel adalah 
patung Bung Hatta dan 
penjara Boven Digoel. 
Pada saat Bung Hatta diputuskan 
bersalah oleh Pengadilan karena 
melakukan tindakan revolusioner
melawan pemerintah Belanda pada tahun 1934,  
 maka Bung Hatta diasingkan ke Boven Digoel



Saat itu, Boven Digoel adalah tempat pengasingan para pejuang berpaham Marxisme yang memperjuangkan hak kaum proletar dari berbagai daerah seperti Ternate, Makassar, Pekalongan dan tempat lain di indonesia…seperti yang tertera pada nama dan asal para pahlawan yang tertulis pada batu nisannya :
Nama Para Pejuang Kemerdekaan di TMP Boven Digoel
Mangoendjojo : Semarang ; 
Koesman : Pekalongan; 
Mardjoen : Banten ; 
H. Sjukur : Tegal 
K.H. Bosur : Banten 
dan seterusnya…
Konon, para pejuang kemerdekaan ini saat berada di 'penjara alam' yang disebut : Tanah Tinggi harus berjuang untuk hidup dari ganasnya alam, mulai nyamuk hingga buaya.



Papan Nama TMP Tanah Merah
Gerbang Masuk Taman Makam Pahlawan di Boven Digoel
Makam Pejuang Perintis Kemerdekaan

Penjara Boven Digoel Yang Dibangun Setelah Kemerdekaan
Mengunjungi kota penuh peristiwa bersejarah ini dapat pula ditempuh melalui jalan darat, dari Merauke. Berjarak sekitar 490 Km kearah utara Merauke – yang hingga kini masih ada spot jalan yang hanya kendaraan tertentu yang bisa melewatinya, yaitu sekitar Muting - Getentiri yang medannya penuh rawa.
Daihatsu Hiline 4 wheel atau Terrano, yang mampu menembus medan off road ini.


Spot Jalan Muting








Setelah dibangunnya trans Papua, menurut cerita teman yang 'pulang kampung' lebaran yang lalu Merauke ke Boven Digoel bisa ditempuh dalam 8 sampai 11 jam, tetapi spot jalan Muting  masih rusak berat.
Sebelum ada jalan Trans Papua....menginap di jalan antara Boven Digoel- Merauke adalah hal biasa.



Spot Permukiman Penduduk
Berbincang Dengan Seorang Dari Suku Moyo
Walaupun jalan trans Papua sudah mulai bisa dinikmati hasilnya, namun perkampungan-perkampungan di pedalaman Kabupaten Boven Digoel masih menunggu uluran tangan pemerintah.
Cerita seorang dari suku Moyo, ia masih harus berjalan berhari-hari untuk menuju ibu kota : Tanah Merah. Dalam perjalanannya, ia harus ' menginap' di rumah pohon milik para petani sagu.  



 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda