Kamis, 28 Desember 2017

INDRAPURI HARMONI PERGESERAN HINDU DAN ISLAM DI MASA SILAM



Untuk membayangkan kejadian ‘bersejarah’ maka time frame perlu disodorkan terlebih dahulu. Tahun 1874, saat Belanda menyerang Kerajaan Aceh Darussalam dalam sebuah Agresi Militer  II , maka pusat pemerintahan kerajaan Aceh dipindahlan ke MASJID INDRAPURI, sekaligus mengangkat Raja belia Tuanku Alaidin Muhammad Daud Syah sebagai sultan terakhir menggantikan ayahandanya yang wafat .
Masjid Indrapuri adalah bangunan yang berada di area seluas 33.875 meter persegi terletak di pinggir sungai Krueng Raya.
Bentuknya tidak seperti masjid bagaimana layaknya, maka tak heran bila masjid berundag  tersusun dari undag2an tangga ini diklaim dulunya adalah pura.
Dalam Hikayat Sri Rama, dalam bahasa Melayu dan Aceh dari Kakawin Ramayana karangan Walmiki , diyakini Indrapuri adalah tempat  Raja Rahwana bertahta.



Tembok Tebal Sebagai 'Pagar' Tampak Sungai Krueng Raya Di Latar Belakang

Krueng Raya-Saksi Lalu Lintas Purba

Tembok-Tembok Kokoh Bak Benteng Layaknya

Tembok Kokoh Melindungi Bangunan , Diatas Kreueng Raya

Undhag2 Tangga Menuju Masjid, tepatnya Menuju Pelataran Masjid

Tampak depan Masjid Indrapuri

Aman Dikelilingi Tembok Lebar-Diatas Ketinggian

Pelataran Menuju Gerbang Masjid

Minggu, 17 Desember 2017

Ole Olang .......Alajereh ka Giliyang




Ole…..Olang……Paraonah alajereh
Ole….Olang…… Alajereh ka Madure.
Sepotong Lagu adat Madura Tanduk Majeng pasti akrab dengan penyuka lagu daerah.


Perahu Di Giliyang


Siang benderang….
Ole…olang….alajereh ka Giliyang.
Giliyang atau Gili Iyang adalah satu dari gugusan pulau di Kabupaten Sumenep, bagian paling Timur pulau Madura.

Giliyang , Kecamatan Dungkek, Kab. Sumenep















Gua -Gua Diayakini Sebagai




Konon apabila kita biasa berjalan dengan napas berat, ngos2an,  maka pada kondisi sama di Pulau Giliyang, justru akan semakin segar …diyakini karena kandungan oksigen tinggi di tanah karang dan gua –gua karts di Giliyang






Di palau karang ini ternyata pohon lontar tumbuh subur menutupi hampir setengah dari pulau.  Peninggalan sejarah berupa tulisan di daun lontar juga terdapat di pulau indah ini. Pohon mangga dengan buah kecil dan sangat manis juga sedang musim di pulau yang berpenduduk sekitar  9300 an   jiwa ini. 
Pohon Lontar Tumbuh Subur Memenuhi Pulau


Seorang balita kecil tersenyum dalam gendongan sang ibu. Mata balita ini seakan bersinar karena sudah ‘full celak’ warna hitam dikeliling matanya, kontras dengan bedak putih yang seakan memenuhi wajahnya. 
Tradisi Memakai Celak di Mata - Sejak Usia Balita

Tradisi wanita Madura memang tak bisa lepas dari celak mata. 


Satu hal lagi adalah kebiasaan para wanita pemanggul barang, mereka memanggul barang diatas kepalanya lalu berjalan cepat seolah tak ada beban diatas kepalanya.
Memanggul Barang Di Kepala







Sederet titik kunjungan :
-        Batu Canggah
-        Goa Sarepa
-        Goa Air
-        Titik Oksigen
Bandar Udara perintis “Trunojoyo” menjadi penghubung yang membuat para tamu tak banyak kehilangan waktu. Sumenep – Jakarta yang dilayani Wing /Lion Air dengan sekali transit di Surabaya, membuat perjalanan di kota yang dikelilingi ladang-ladang Garam ini tak lagi sulit dijangkau.
Ladang-ladang Garam Di Sekitar Kota Sumenep


Bagi yang masih ada waktu untuk kuliner di kota Sumenep, tentu tak boleh ketinggalan kaldu kokot dan korket nya   warung kecil di belakang Musium Sumenep.
Masjid Raya Sumenep

Ukiran Kayu Khas Pulau Madura - Penuh Warna

Berburu ukiran Madura yang punya warna kontras , melakukan shalat di Masjid Raya atau ziarah ke makam tinggi adalah sederet destinasi lainnya di Sumenep yang tak kalah menarik