Jumat, 28 Desember 2018

Tanah Seribu Misteri Sejuta Harapan

Bercandanya, Satu BTS Seribu Orang ,makanya susah terus dapat sinyal

Tanah seribu misteri, sejuta harapan adalah ucapan Bupati Mamberamo Raya saat mengucap selamat datang pada Menterisinyal “  yang datang beberapa bulan yang lalu di Mamberamo Raya. Bercandanya, sinyal 1 BTS yang ada di kampung  Waremboriini digunakan untuk 1000 orang. Menteri sinyal  Rudiantara datang, untuk melihat sendiri pembangunan BTS, tetapi karena daerah luas, maka di Kasonaweja sinyal tetap sulit, sekali2 saja munculSetelah kedatangan  Menteri Sinyal, ternyata kehadiranMenteri Lampu”.juga ditunggu.

 Resminya, listrik mulai menyala sekitar pk.6 petang  sampai menjelang pagi, tetapi kenyataannya saat saya menginap di rumah kepala Kampung  , listrik sudah dua minggu listrik padam , karena ada alat yang rusak, kata yang buka warung kelontong tempat saya membeli lampu senter.
Ibukota  Kabupaten ini resminya  ada di Burmeso. Jadi kalau dari pelabuhan tempat sandar kapal  Kasonaweja untuk ke Burmeso kita harus menyeberang lagi menggunakan boat menuju ibukota kabupaten ini. Uniknya  denyut kehidupan justru berada di Kasonaweja, termasuk lapangan terbang ada di Kasonaweja. Misteri juga J


Bandara Eksisting di Kasonaweja

Berdiri di bandara Penerbangan Pesawat perintis




Gambar dari Google- Pesawat Alfa Trans nyungsep karena licin dan landasan tergenang air

Lapangan terbang  Kasonaweja digunakan untuk penerbangan perinti sehingga  tidak diperlukan runway. Saat saya bertanya  pada ojeg, minta antar ke bandara , maka ia menunjuk rambu gambar pesawat. Ternyata kita sudah ada di 'bandara' yang mirip lapangan bola dengan rumput2 tinggi tak beraturan. Rumput di saluran drainase terlihat tumbuh subur, maka tak heran bila medio Desember yang lalu pesawat Alfa Trans berpenumpang sekitar 8 orang nyungsep di rerumputan akibat landasan tergenang air. 

Bandara Baru kah?
Rencana Bandara Baru di Weribilasi 

Pohon-pohon sudah ditumbangkan

Buldozer sudah disiapkan
Saat ini sedang dilakukan Perataan tanah untuk bandara baru, di Weribilasi. Sudah dilakukan pembebasan tanaman yang berada di atas lahan yang direncanakan, entah berapa M yang harus dikeluarkan untuk mengganti tanaman ini. Bukan tanahnya. Sepintas memang terlihat mahal. Namun bila kita rasakan dampak bagi masyarakat yang kesehariannya hidup dari meramu, maka harga  pohon dan tanaman sekian M ini masih tak sebanding dengan keperluan hajad hidup masyarakt  bila tanpa dibarengi pendampingan masyarakat untuk memulai  cara dan tatanan kehidupan yang beda.
Pohon-pohon sagu yang baru tumbuh tertimbun tanah, pokok2 pohon besar tumbang menyisakan lumpur  dan tanah tergerus, tandus.
Memungut kangkung diantara tanaman yang tersisa

Bersama ibu Irene Soromaja, istri paitua kepala kampung
Beberapa langkah dari tempat pemerataan tanah, beberapa perempuan terlihat mencari kangkung yang tersisa dari kebun mereka sebelumnya. Cukup miris, karena tanah untuk orang asli papua adalah pemberi makan dan minum  bagi mereka.

Paitua (bapak) kepala kampung , Simon Welasi  bersama istrinya Irene Soromaja menceritakan pemilik tanah ulayat adalah suku Kawera dengan beberapa fam : Welasi, Soromaja, Nyara, Imara, Mamauso dan Tawam. Entah betul atau tidak, patipa,  misteri juga J
Akrab berbincang dengan  istri kepala kampung yang menyewakan kamarnya 500 rb per malam, lumayan ada kamar mandi di dalam walaupun airnya dari air hujan tetapi cukup banyak dan jernih. Memenuhi bak mandi.
Anggrek yg tumbuh subur, ikan segar...di pasar menunggu pembeli



Ia menceritakan sempat menjadi kontraktor saat ada proyek air bersih.  Lalu dikeluarkannya album foto sambil ia terus cerita, ini pak haji yang membantu membelikan pipa, ini difoto orangnya dan uang yang diterimanya, ini foto pipa2 yang akan dipasang dan ini valve yang sudah dipasang. Aku melongo saja mendengarnya……  gak kebayang bagaiman menfungsikan proyek di Papua ini. Mungkin tanpa proyek infrastruktur, namun diganti dengan pendampingan yang lebih intens justru dapat membuat peningkatan kehidupan  yang lebih signifikan dengan bersandar  dan mempertahankan sumber daya alam yang melimpah.

Berbicang dengan ibu Vera dan penduduk setempat tentang budaya makan pinang
Anggrek kelinci-siap dikirim bila ada yang pesan

Jajaran anggrek hutan bakau

Salah satu kebanggan masyarakat Mamberamo adalah anggrek bakau, anggrek yang hidup di kayu mangi-mangi  seperti anggrek kelinci  yang daunnya berbentuk telinga kelinci , anggrek harimau  dan sarang semut yang digunakan untuk obat .Berbagai jenis ikan tawar ternyata bukan  berasal  dari Sungai Mamberamo, melainkan dari dua danau besar yang airnya menyatu dengan sungai Mamberamo yaitu danau Bagusa dan danau Rumbabai. Ikan-ikan tertentu seperti sammasi dan kakap  hanya keluar saat bulan terang

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda