Tanah seribu misteri, sejuta harapan adalah ucapan Bupati Mamberamo Raya saat mengucap selamat datang pada Menteri “sinyal
“ yang datang beberapa bulan yang lalu di Mamberamo Raya. Bercandanya, sinyal 1
BTS yang ada di kampung Warembori – ini digunakan untuk 1000 orang. Menteri sinyal Rudiantara datang, untuk melihat sendiri pembangunan BTS, tetapi karena daerah luas, maka di Kasonaweja sinyal tetap sulit, sekali2 saja muncul. Setelah kedatangan Menteri Sinyal, ternyata kehadiran “Menteri Lampu”.juga ditunggu.
Resminya, listrik mulai menyala sekitar pk.6 petang sampai menjelang pagi, tetapi kenyataannya saat saya menginap di rumah kepala Kampung , listrik sudah dua minggu listrik padam , karena ada alat yang rusak, kata yang buka warung kelontong tempat saya membeli lampu senter.
Ibukota Kabupaten ini resminya ada di Burmeso. Jadi kalau dari pelabuhan tempat sandar kapal : Kasonaweja untuk ke Burmeso kita harus menyeberang lagi menggunakan boat menuju ibukota kabupaten ini. Uniknya denyut kehidupan justru berada di Kasonaweja, termasuk lapangan terbang ada di Kasonaweja. Misteri juga J
|
Bandara Eksisting di Kasonaweja |
|
Berdiri di bandara Penerbangan Pesawat perintis |
|
Gambar dari Google- Pesawat Alfa Trans nyungsep karena licin dan landasan tergenang air |
Lapangan terbang Kasonaweja digunakan untuk penerbangan perinti sehingga tidak diperlukan
runway. Saat saya bertanya pada ojeg, minta antar ke bandara , maka ia menunjuk rambu gambar pesawat. Ternyata kita sudah ada di 'bandara' yang mirip lapangan bola dengan rumput2 tinggi tak beraturan. Rumput di saluran drainase terlihat tumbuh subur, maka tak heran bila medio Desember yang lalu pesawat Alfa Trans berpenumpang sekitar 8
orang nyungsep di rerumputan akibat landasan tergenang air.
Bandara Baru kah?
|
Rencana Bandara Baru di Weribilasi
|
|
Pohon-pohon sudah ditumbangkan |
|
Buldozer sudah disiapkan |
Saat ini sedang dilakukan Perataan tanah untuk bandara baru, di Weribilasi. Sudah dilakukan pembebasan tanaman yang berada di atas lahan yang direncanakan, entah berapa M
yang harus dikeluarkan untuk mengganti tanaman ini. Bukan tanahnya. Sepintas memang terlihat mahal. Namun bila kita rasakan dampak bagi masyarakat yang
kesehariannya hidup dari meramu, maka harga pohon dan tanaman sekian M ini masih tak sebanding dengan keperluan hajad hidup masyarakt bila tanpa dibarengi pendampingan masyarakat untuk memulai cara dan tatanan kehidupan yang beda.
Pohon-pohon sagu yang baru tumbuh tertimbun tanah, pokok2 pohon besar tumbang menyisakan lumpur dan tanah tergerus, tandus.
|
Memungut kangkung diantara tanaman yang tersisa |
|
Bersama ibu Irene Soromaja, istri paitua kepala kampung |
Beberapa langkah dari tempat pemerataan tanah, beberapa perempuan terlihat mencari kangkung yang tersisa dari kebun mereka sebelumnya. Cukup miris, karena tanah untuk orang asli papua adalah pemberi makan dan minum bagi mereka.
Paitua (bapak) kepala kampung , Simon Welasi bersama istrinya
Irene Soromaja menceritakan pemilik tanah ulayat adalah suku Kawera dengan beberapa fam : Welasi, Soromaja, Nyara, Imara, Mamauso dan Tawam. Entah betul atau tidak, patipa, misteri juga J
Akrab berbincang dengan istri kepala kampung yang menyewakan kamarnya 500 rb per malam, lumayan ada kamar mandi di dalam walaupun airnya dari air hujan tetapi cukup banyak dan jernih. Memenuhi bak mandi.
|
Anggrek yg tumbuh subur, ikan segar...di pasar menunggu pembeli |
Ia menceritakan sempat menjadi kontraktor saat ada proyek air bersih. Lalu dikeluarkannya
album foto sambil ia terus cerita, ini pak haji
yang membantu membelikan pipa, ini difoto orangnya dan uang yang
diterimanya, ini foto
pipa2 yang akan dipasang dan ini
valve yang sudah dipasang. Aku melongo saja mendengarnya…… gak kebayang bagaiman menfungsikan proyek di
Papua ini. Mungkin tanpa proyek infrastruktur, namun diganti dengan pendampingan yang
lebih intens justru dapat membuat peningkatan kehidupan yang lebih signifikan dengan bersandar dan mempertahankan sumber daya alam yang
melimpah.
|
Berbicang dengan ibu Vera dan penduduk setempat tentang budaya makan pinang |
|
Anggrek kelinci-siap dikirim bila ada yang pesan |
|
Jajaran anggrek hutan bakau |
Salah satu kebanggan masyarakat Mamberamo adalah anggrek bakau, anggrek yang hidup di kayu mangi-mangi seperti anggrek kelinci yang daunnya berbentuk telinga kelinci , anggrek harimau dan sarang semut yang
digunakan untuk obat .Berbagai jenis ikan tawar ternyata bukan berasal dari
Sungai Mamberamo, melainkan dari dua danau besar yang
airnya menyatu dengan sungai
Mamberamo yaitu danau Bagusa dan danau Rumbabai. Ikan-ikan tertentu seperti sammasi dan kakap hanya keluar saat bulan terang.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda