Sepenggal Kisah di Istana Maimoon dan Masjid Al Mahsun.
Istana Maimoon adalah bukti jayanya kesultanan Deli,
dari segi keberhasilan materiil. Coba kita amati, lampu2 hias diimpor langsung
dari Perancis, Marmer dari Italia dan kaca2 patri penuh warna dari Cina.
Menuju Istana Maimoon |
Warna-Warni Kaca Patri Dari Cina |
Sultan Deli saat itu, Sultan Maimun al Rasyid Perkasa
Alamsyah IX sengaja membangun Masjid yang kini dikenal sebagai Masjid Raya Medan dengan sangat megah, lebih
megah dari istananya, Istana Maimun. Masjid yang berbentuk segi delapan dan
sayap di empat arah mata angin ini, memiliki gaya arsitektur khas Timur Tengah,
India dan Spanyol.
Perpaduan Gaya Islam, Spanyol, India dan Italia |
Dalam Hikayat Deli, dikisahkan tentang seorang
keturunan Raja Hindustan, Muhamad Delikhan dalam pelayaran menuju Cina dan
dihantam badai dan terhempas di Kerajaan Pasai. Karena kepandaiannya, termasuk
keberhasilannya mengalahkan gajah yang bernama Gandasuli, ia diangkat menjadi
panglima kerajaan Atjeh, diberi gelar Tuanku Panglima Gotjah Pahlawan. Hampir
seluruh negeri Melayu ditaklukannya, yaitu : Siak, Kedah, Johor, Pahang,
Trengganu, Perak, Sambas hingga Melaka dan Pattani. Ia dirajakan di Deli oleh
Kerajaan Aru, yang sebelumnya kerajaan Aru berada dibawah kekuasaan Atjeh.
Setelah wafat, Sultan Deli I dimakamkan di Deli Tua. Raja berikutnya, Deli II
memindahkan ibukota kerajaan ke Padang Datar yang dikenal sebagai kota Medan
saat ini. Ia menikah dengan anak Penguasa Karo sehingga mendapat gelar
“Sembiring’.
Bergaya Dengan Kostum Sewa-Istana Maimoon |
Pengumuman - Tempel |
Hmmm |
Di tengah kekhusyu’an sholat duhur di Al
Mahsun, tiba2 seorang ibu tua menegur. Ketika saya berikan sekedar amal untuk
membantu ibu-tua yang katanya pengurus panti, berikutnya dating seorang mirip
India mengatakan sakit dan mengatakan bahwa ibu tua tadi penipu.
Hadeeuhhh….. walahu’alam.
Masjid….. ini masjid, tempat bersujud tapi isinya intrik ya Allah… saya pun ber
istighfar dan ingin segera pergi jauh2 dari masjid ini