Menyirih di lorong Baiturahman
Terang tanah
sebuah istilah pagi hari sebelum matahari mamancarkan sinarnya. Suasana Masjid
Baiturahman di Banda Aceh masih hening,
Baiturahman di pagi hari |
Lelap Di Tangga Lingkungan Masjid |
Sementara beberapa
orang masih tenggelam dalam mimpi di tangga2 lingkungan masjid.
Dibalik megahnya Masjid indah ini serombongan penjual pinang mulai
mangkal dan menjajakan dagangannya di jalan keluar masjid.Mereka terlihat sangat sederhana, sesederhana pinang yang dijual dengan harga Rp 500 sebungkus. Ada dua jenis pinang. Pertama pinang
untuk cemilan. Terdiri dari daun sirih membungkus pinang yang dicampur kacang.
Langsung dimakan setelah dikunyah. Pinang dan kacang tersebut sudah direbus dan
diuleg lembut lalu menjadi isi dari camilan ‘sirih’ ini.Jenis kedua
untuk penguat gigi diisi dengan kapur dan pinang, ini yang bisa membuat merah
bibir .Pertanyaannya,
masih eksis juga ya para penjual pinang apakah ada pembeli2 atau wanita atau
para belia yang membelinya.
Salah Seorang Ibu Penjual Pinang di Lingkungan Baiturahman |
Menurut ibu
penjual ini, banyak juga wanita muda di Aceh yang menyukai baik camilan pinang sirih atau pinag sirih beneran.Yang biasa
merasakan, tentu susah meninggalkannya , karena selain untuk menguatkan gigi,
pinang ini juga untuk diet….ya bagaimana enak makan kalau mulut terus menerus
mengunyah pinang, perut tidak berasa lapar, efektif banget untuk diet.
Sebelah kiri adalah camilan, langsung dimakan dengan daun sirihnya |
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda